Di dalam panel diskusi online dengan tajuk #SaveDaredevil akhir pekan lalu, aktor Peter Shinkoda, pemeran Nobu sang pemimpin The Hand dalam serial Netflix Daredevil, mengatakan bahwa banyak bagian cerita dari karakternya yang dihilangkan karena eksekutif Marvel TV saat itu, Jeph Loeb berpikir “tidak ada yang peduli dengan orang Cina dan orang Asia.”
Loeb sengaja mengurangi fokus cerita mengenai Nobu dan hubungannya dengan Madame Gao yang diperankan oleh Wai Ching Ho. Jeph Loeb sekarang digantikan oleh Kevin Feige sebagai Chief Creative Officer karena Marvel TV resmi diakuisisi oleh Marvel Studio.
Shinkoda mengatakan “Jeph Loeb memerintahkan para penulis skenario untuk tidak menulis cerita Nobu dan Gao. Jeph Loeb mengatakan kepada para penulis skenario bahwa ‘ Tidak ada yang peduli dengan orang Cina dan orang Asia, di film Marvel sebelumnya yaitu Blade trilogy, Wesley Snipes membunuh 200 orang asia di setiap filmnya dan tak ada yang peduli, jadi jangan tulis lagi cerita tentang Nobu dan Gao.’ Dan para penulis pun terpaksa membatalkan alur cerita yang telah mereka tulis untuk Nobu dan Gao.”
Simak diskusi #SaveDaredevil sepenuhnya di video berikut, pernyataan Shinkoda dapat dilihat di menit ke 10:00 :
Shinkoda juga menyampaikan kekecewaanya di Twitter ketika dia dan pemeran Madame Gao, Wai Ching Ho tidak diundang ke acara premiere Daredevil Season 2.:
Kelihatannya Marvel Studio tidak perlu menunggu lama untuk menggabungkan Daredevil ke Marvel Cinematic Universe. Jika mengikut kepada hitungan gerakan #SaveDaredevil, maka hanya tersisa enam bulan lagi sampai hak untuk Daredevil berpindah tangan dari Netflix kembali ke Marvel.
Sesuai dengan ketentuan kontrak antara Netflix dan Marvel, Marvel tidak boleh menggunakan karakter seperti Daredevil, Luke Cage dan Jessica Jones sampai 2 tahun setelah serial karakter – karakter tersebut dibatalkan. Netflix mengcancel Daredevil pada November 2018, yang berarti Marvel akan mendapatkan haknya kembali pada November 2020.
Semoga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi kedepannya ya, apalagi mengingat industri hiburan yang saat ini sedang gencar – gencarnya mengkampanyekan inklusifitas dan keberagaman di dalam setiap produknya.