Perang yang terjadi dalam manga Boku no Hero Academia antara para Pro Hero dan para Villain berlanjut dengan chapter terbaru dari serial manga ini, tetapi ketika Tomura Shigaraki melangkah lebih jauh dengan amarahnya, LeJen seakan ingat dengan kejadian flashback yang memilukan dari sebuah keputusan neneknya Shigaraki yaitu Shimura Nana yang memutuskannya semua ini. Seperti yang terungkap selama cerita asal muasal Shigaraki, ayahnya telah memperlakukannya dengan kejam dan membenci Nana karena meninggalkannya seorang diri yang notabenenya masih sebagai seorang anak. Kebenciannya yang terus tumbuh pada dunia kepahlawanan yang pada akhirnya menjadi sebuah bahan bakar yang menggilir kesisi jahat Shigaraki dengan Mentor sekaligus Villain terkuat selama bertahun-tahun All For One, tapi sebuah keputusan itu juga tidak mudah bagi Nana.
Seperti yang bisa diduga, sebuah flashback dari sudut pandang Nana mengenai keharusannya menyerahkan putranya mengakibatkan konsekuensi yang mengerikan bagaikan butterfly effect. Chapter terbaru dari serial manga ini membawa kita untuk lebih menyelam kembali pada momen ini, dan mengungkapkan bagian lain dari masa lalu penting Nana yang belum LeJen ketahui juga dalam seri ini. Pada saat yang sama, Keputusan ini harus mengorbankan nyawa seseorang.
Chapter 281 memperlihatkan sebuah scene antara Shigaraki melawan Gran Torino, dan dalam bentrokan mereka Shigaraki berhasil menangkap Torino sebelum dia meluncur pergi. Shigaraki yang Menghajarnya habis-habis di atas Grand Torino, seketika Torino tidak bisa menahan diri untuk tidak memikirkansebuah peristiwa dimasa lalu ketika Nana menitipkan putranya. Sebuahflashback yang kemudian memperlihatkan Grand Torino yang lebih muda melihat saat Nana memeluk putranya yang menangis dan mengucapkan selamat tinggal padanya untuk yang terakhir kalinya.Shimura Nana menegaskan kepada Grand Torino bahwa dia telah mengubah catatan untuk menghapus hubungan antara dia dan putranya agar All For One tidak mengeksploitasinya.
Saat dia mulai mengatakan “Aku tidak punya anak “, dan ini sebagai cara untuk memastikannya sendiri, sebuah beban dan keputusan yang dia pikul membebani dirinya. Nana mulai menangis ketika Torino juga ingat Shigaraki mengatakan bahwa ayahnya menceritakan semua tentang bagaimana semua hero menyakiti keluarga mereka untuk membantu orang lain. Di momen inilah Grand Torino bertanya-tanya apakah dia dan Nana membuat keputusan yang tepat atau tidak, dan di sinilah Shigaraki memberikan pukulan terakhir padanya. Torino mengucurkan banyak darah saat gambaran terakhir dari wajah menangis Nana memasuki pikirannya.