Pria yang melakukan swatting di 2017 silam yang menyebabkan terbunuhnya seseorang di tangan polisi mendapatkan hukuman 20 tahun penjara. Hukuman ini menjadi dobel dari tuntutan jaksa sebelumnya yang menuntut sepuluh tahun. Hal ini karena Tyler Barriss dituduh bersalah atas 51 tuduhan federal terkait panggilan dan ancaman palsu.
Bagi kamu yang tidak tahu apa itu ‘swatting’, adalah sebuah tindakan pelecehan kriminal dengan mengirim polisi atau badan layanan darurat ke alamat target atas laporan/tuduhan palsu. Garis besarnya, tindakan ini hampir sama dengan orderan fiktif pada Gojek atau Grab.
Tuntutan terhadap Barriss termasuk kematian Andrew Finch yang berusia 28 tahun. Andrew Finch tertembak oleh polisi merespon panggilan yang mengatakan seseorang di alamat Finch tinggal telah membunuh satu orang dan menyandera beberapa orang. Panggilan ini merupakan tindakan Barriss. Diduga atas perintah Casey Viner yang berusia 19 tahun, yang terlibat dalam pertikaian game Call of Duty: WW2 dengan Shane Gaskill yang berumur 20 tahun. Ketika Gaskill mengetahui Barriss mencoba untuk melacaknya, dia menyiapkan alamat lamanya yang ternyata tempat tinggal Finch, dan menantangnya untuk melakukan sesuatu.
“Kami harap hal ini menjadi pesan yang kuat akibat tindakan swatting. Hal ini merupakan tindakan remaja yang tak masuk akal,” ucap pengacara U.S. Stephen McAllister setelah memberikan tuntutan. “Kami ingin menghentikan tindakan ini di kalangan komunitas gamer dan hal lain yang terkait. Swatting, seperti yang Saya bilang sebelumnya, bukanlah sebuah gurauan.”