Dilansir dari Bloomberg Senin lalu bahwa financial officer Sony Group Hiroki Totoki pada laporan financial results Sony di akhir April menguak PlayStation 5 diduga akan terus mengalami kelangkaan suplai hingga 2022.
Hasil temuan yang didapatkan Bloomberg, berdasarkan beberapa pengakuan orang-orang yang tidak disebutkan namanya, Totoki mengatakan, “Aku tak berpikir permintaan akan menurun tahun ini dan bahkan jika kita mengamankan lebih banyak devices dan memproduksi sebanyak mungkin unit PlayStation 5 tahun depan, persediaan kita tak akan memenuhi kapasitas permintaan.”
Selama briefing berlangsung, Sony menyatakan PS5 tak sanggup mempertahankan stok sejak peluncuran karena kurangnya komponen seperti semiconductor.
Sony telah menjual lebih dari 7.8 juta unit PS5 sejak peluncurannya di November hingga 31 Maret, dan diperkirakan akan terjual setidaknya 14.8 juta unit di fiskal tahun ini.
PS5 meluncur di Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Meksiko, Australia, Selandia Baru, dan Korea Selatan pada 12 November. Disusul Indonesia di 22 Januari 2021 yang seharusnya tersedia pada 10 November. Untuk harganya sendiri Rp 8.8 juta untuk versi standar dan Rp 7.3 juta untuk edisi digital. Sayangnya kelangkaan tersebut membuat scalper menguasai pasar, dan harga naik di pasaran hingga 15 juta-an.