Epic Games mengambil serius topik soal kecurangan (cheater) di Fortnite minggu lalu. Sang dev. melakukan tindakan dengan melakukan banned terhadap ribuan pemain dan memperingati pemain lainnya. “Kami mencari setiap kemungkinan terjadinya kecurangan dan menghapusnya dari game Fortnite Battle Royale. Kalau perlu hingga ke ekosistem Epic,” ungkap studio tersebut. Dan rupanya peringatan itu tak bisa dianggap sepele: Epic telah mengajukan dua tuntutan hukum, satu terhadap Brandon Broom dan lainnya terhadap Charles Vraspir, untuk pelanggaran hak cipta, pelanggaran kontrak, dan pelanggaran ilegal lainnya, semua disebabkan oleh tindakan curang (cheating).
“Digital Millennium Copyright Act (DMCA) telah membawa undang-undang Hak Cipta ke era digital pada tahun 1998. Antara lain, DMCA melarang pengelakan dari setiap ukuran teknologi yang secara efektif mengendalikan akses terhadap pekerjaan yang dilindungi dan memberikan hak kepada pemilik hak cipta untuk menerapkan larangan tersebut,”kata penggugat terhadap Vraspir. (Tuntutan yang diajukan terhadap Broom sangat mirip.)
“Ini adalah pelanggaran hak cipta dan pelanggaran kontrak di mana terdakwa melanggar hak cipta Epic dengan menyuntikkan kode buatannya kedalam game populer Epic, Fortnite. Dalam hal itu, sang terdakwa menciptakan karya turunan yang tidak sah dari Fortnite dengan memodifikasi kode game. Dengan demikian, mengubah game dan para pemain yang memainkannya.”
Tindakan Kecurangan:
Kecurangan yang dilakukan Vraspir adalah “merusak pengalaman bermain para player yang tidak melakukan kecurangan (cheat),” dan saat akun dia telah di banned, dia “tetap lanjut bermain dengan menggunakan akun lainnya yang dia buat dengan nama yang berbeda.”
Penggugat mengklaim keduanya baik Vraspir dan Broom adalah bagian dari AddictedCheats.net. Vraspir sebagai “support/help person” dan Broom sebagai “moderator dan anggota dari staf support”. Hal itu meningkatkan kasus mereka dari tindakan kecurangan biasa. Hal ini mengingatkan tentang kasus gugatan Blizzard terhadap Bossland, pembuat software Buddy Bot, yang berakhir dengan denda $8.6 juta yang dimenangkan oleh Blizzard.
Penggugat tidak menyebutkan angka spesifik, namun Epic mencari ganti rugi perundang-undangan untuk pelanggaran hak cipta dari kedua belah pihak. Dan menelusuri keuntungan yang mereka dapatkan dari menjual cheat, biaya hukum, dan hukuman untuk tindakan kecurangan yang berlanjut. Lebih penting lagi, sang penggugat mengirimkan pesan, lebih awal dan tegas: Cheater tidak akan ditolerir