Setelah terjerat kasus konten seksual anak (pedofilia), Pornhub membuat perubahan yang cukup signifikan pada kebijakan kontennya. Hal ini bermula dari laporan New York Times yang merinci kerusakan yang dilakukan oleh Pornhub karena sering kali melibatkan gadis di bawah umur untuk konten video di platform mereka. Dalam sebuah pernyataan hari ini, Pornhub mengumumkan serangkaian kebijakan baru yang bertujuan untuk mencegah video nonkonsensual dari situs mereka. Yang terpenting, Pornhub tidak akan lagi menerima unggahan (upload) dari pengguna yang tidak dikenal, sebuah perubahan signifikan bagi perusahaan yang platformnya besar dari non-professional upload.
Dalam jangka pendek, itu akan membatasi upload ke mitra konten dan anggota Model Program di Pornhub, meskipun Pornhub berencana untuk membuat sebuah proses verifikasi yang lebih luas untuk pengguna biasa pada tahun 2021 mendatang. Selain pembatasan upload konten, Pornhub juga akan memblokir fitur download konten mereka sepenuhnya. Ini berarti, Pornhub tidak lagi mengizinkan pengguna mengekspor konten dari situs di luar fitur download berbayar yang melalui sistem terverifikasi mereka.

PornHub juga berjanji untuk meningkatkan moderasi konten melalui “Red Team” yang baru mereka bentuk, yang didedikasikan untuk “secara proaktif memilih konten yang sudah di-upload yang memungkinkan mengandung unsur pelanggaran dan mengidentifikasi gangguan apa pun dalam proses moderasi”. Mereka juga berjanji untuk menerbitkan laporan transparansi pertamanya pada tahun 2021, yang di dalamnya terdapat rincian hasil moderasi dari tahun sebelumnya.
Baca juga: Samsung Dikabarkan akan Hentikan Produksi Galaxy Note
Dalam pernyataannya, Pornhub mengaitkan perubahan tersebut dengan ulasan independen yang diluncurkan pada bulan April, yang bertujuan untuk menghilangkan semua konten ilegal dari platform tersebut, seperti video seksual anak. Namun, langkah tersebut dilakukan empat hari setelah laporan New York Times yang ditulis oleh Nicholas Kristof, yang memicu reaksi yang signifikan terhadap perusahaan dan praktiknya dari banyak pihak. Laporan tersebut menyoroti sejumlah gadis muda yang muncul dalam video yang di-upload ke Pornhub tanpa persetujuan mereka. Bahkan setelah video ditandai dan dihapus, salinan yang di-download terus beredar, seringkali dengan konsekuensi pribadi yang parah dan mengkhawatirkan.
Setelah artikel Kristof muncul, mitra bisnis Pornhub menghadapi tekanan yang meningkat untuk memutuskan hubungan dengan mereka, terutama media pembayaran seperti Visa dan Mastercard. Dawn Hawkins, wakil presiden senior dan direktur eksekutif dari National Center on Sexual Exploitation, secara blak-blakan menyerukan agar situs tersebut ditutup. “Perusahaan seperti Visa dan MasterCard yang bermitra dengan Pornhub juga mendapat untung dari video pemerkosaan anak,” kata Hawkins dalam sebuah pernyataan setelah artikel itu diterbitkan.
Menanggapi pengumuman Pronhub di Twitter, Kristof tampak sangat optimis. “Banyak hal tergantung pada seberapa bertanggung jawab Pornhub menerapkan kebijakan ini, namun saya tetap tidak percaya, tapi ini tampak signifikan”, tulisnya. “Banyak hal juga akan bergantung pada apakah konten masa lalu, yang sudah ada di situs, diperiksa atau akan dihapus”. Sayangnya, Pornhub tidak berkomentar tentang hal ini.