Boku no Hero Academia telah bersikap keras terhadap para villainnyanya karena ideologi yang sangat toxic meracuni pikiran mereka, tetapi mereka tidak takut untuk mengambil spolight yang sudah mengarah para hero. Orang jahat seperti Shigaraki sulit untuk dimaafkan, tetapi mereka memiliki alasan yang bagi LeJen Cukup kuat untuk diutarakan. Baru-baru ini, alasan atau sudut pandang seperti itu dibagikan di chapter terbaru Boku no Hero Academia, dan ideologi atau dasar pemikiran Shiragaraki itu datang langsung dari lubuk hatinya.
Pada update chapter baru saat Shigaraki mau melakukan perlawan kembali kepada para her yang berhasil memojokkannya. Shiagaraki tampak lebih kesal daripada sebelumnya setelah diroasted sama Endeavour, dan dengan quirknya di luar batas limitnya, Shigaraki menjadi tidak berdaya. Itulah mengapa dia memutuskan untuk melakukan monolog terhadap para pro hero, dan dia memberi tahu mereka betapa busuknya para Hero dan sudah tumbuh di dalam lingkungan Hero Society.
“Kalian para hero berpura-pura menjadi penjaga masyarakat. Selama beberapa generasi, kalian berpura-pura tidak melihat orang-orang yang tidak bisa kalian lindungi dan menyapu rasa sakit mereka di bawah lubuk hati mereka. tindakkan yang kalian lakukan selama ini sudah mencemari semua yang telah kalian bangun, ” Shigaraki mengatakan, berarti sistem kalian semua busuk dari dalam lengkap dengan belatung merayap keluar. Semuanya menumpuk, sedikit demi sedikit, seiring waktu. ”
Shigaraki yang kemudian menjelaskan bahwa mereka baik-baik saja sementara para Hero yang menganggapnya sudah gila. Satu-satunya hal yang penting bagi Shigaraki adalah menghancurkan sistem yang mengecewakannya dan masih banyak lainnya. Meskipun metodenya yang digunakan mengerikan, setidaknya, para pembaca dapat memahami maksud Shigaraki dari sudut pandangnya. Masyarakat yang terlalu bergantung pada hero tidaklah baik, tetapi dalam symphony yang sama, masyarakat yang dikuasai oleh para villain sama buruknya bahkan bisa lebih buruk. Rupanya Trauma dan sejarah Shigaraki dengan All For One telah membutakannya dan merencanakan banyak cara lain untuk melakukan sebuah gerakan reformasi terhadap masyarakat yang terlalu bergantung pada para Hero. Dan setelah sikap dan tidakan terakhirnya melawan negara Jepang, tampaknya tidak ada jalan untuk kembali bagi bocah malang itu.
Menurut LeJen kalo kita lihat dari sudut pandang Shiragaraki ya tidak salah, secara kalo kita lihat pada situasi di chapter-chapter awal seluruh umat manusia seperti ketergantungan pada para hero. Padahal setiap quirk punya potensi yang sama besarnya demi bisa melindungi orang disekitar mereka. Contoh Mirio Togata quirk dia apa sih ? cuman ngeglitch doang tapi dia mampu jadi Big three, Mt Lady pada saat Mineta intership sama dia itu sudah menunjukan betapa bobroknya nilai-nilai kepahlawanan dimata Shigaraki sendiri. Para Hero seakan dibatasi karena mereka lemah, tidak terkenal, atau mungkin ego mereka buat nyari aman.